Blog farmasis

Senin, 09 Agustus 2010

Teknik Dasar Pembuatan Potio

Potio atau sirup obat yang diminum dalam pembuatannya pada praformulasi umumnya dilakukan hal-hal berikut :
Melarutkan zat aktif dilarutkan dahulu sesuai kelarutannya, kelarutan zat dapat dilihat pada buku standar Farmakope Indonesia III atau FI IV.
Bila zat aktif tidak larut, maka perlu dibuat suspensi, pensuspensi yang umum digunakan :
Carboxy Methyl Celullose (CMC) 0,5 – 2 % b/v (umumnya 1%), perlakuan terhadap CMC dengan cara ditabur di atas air panas (dua puluh kalinya).
Pulvis Gummosus (PGS) 1%, biasanya untuk bahan obat yang kurang berkhasiat keras.
Pulvis Gummosus (PGS) 2%, biasanya untuk bahan obat yang berkhasiat keras.

Bila sirup mengandung bahan minyak, maka sediaan dibuat emulsi, misalnya:
- Minyak ikan (dipakai Pulvis Gummi Arababicum (PGA) 30% dari berat minyak).
- Minyak jarak (dipakai PGA 1/3 kali berat minyak).
- Parafin cair : sebaiknya dipakai PGA ½ kali jumlahnya, dibuat corpus dulu, baru ditambahkan            parafin sedikit-sedikit.

SASA (solutio)
- Jika ada sirup, ditimbang ke dalam sirup, sambil diaduk-aduk.
- Jika tidak ada sirup, ditambahkan terakhir ke dalam botol, sambil dikocok.
- Succus : digerus dengan air panas secukupnya, jangan terlalu banyak, sulit menggerusnya.
- Tingtur atau Ekstrak cair : diencerkan dengan air secukupnya, atau langsung dimasukkan ke dalam    botol sidikit-sedikit sambil dikocok.
- Ekstrak kental : diencerkan dengan air hangat secukupnya.
- Ekstrak Opii; Pantopon : ditaburkan di atas air sama banyak, diamkan 15 menit, gerus encerkan.
- Iulapium : Iulapium Rubrum (sirup Rhoeados), Iulapium Fuscum (sirup Aurantii) dan Iulapium Album  (sirupus simplex).
- Sirup quantum satis (q.s) : jika bahan obat keras diambil 10% (dalam gram), jika obat keras harus ditanyakan jumlahnya.
- Saccharum album = gula : kalau diganti dengan sirupus simplex = 100/65 x jumlah gula
- Sirup : berfungsi menstabilkan “corpus” (suspensi atau emulsi), ditambahkan ke dalam corpus sebelum diencerkan dengan air.
- Jika ada pembasah (wetting agent) : bahan yang tidak larut digerus dulu dengan pembasah, baru digerus dengan zat pensuspensi.
Contoh zat pembasah : Gliserol, Propilen Glikol, Sorbitol, Tween.
- Arsen trioksida : diganti dengan solutio Kalii arsenitis sebanyak 100 kalinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar